Anemia Pernisiosa: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Anemia Pernisiosa: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Ilustrasi

Anemia pernisiosa terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk menyerap vitamin B-12 dari saluran pencernaan. Manusia pada umumnya mendapat vitamin B-12 dari produk hewani, baik daging dan juga susu. Tubuh yang normal mampu menyimpan vitamin B-12 untuk jangka waktu yang lama, bisa bertahun-tahun. Karena itulah gejala anemia pernisiosa biasanya tidak dapat dideteksi selama bertahun-tahun. Rata-rata pasien penderita anemia pernisiosa berusia 60 tahun keatas.

Seperti halnya anemia jenis lain, orang yang terjangkit anemia pernisiosa memiliki gejala yang berkaitan dengan kelelahan dan sesak nafas, dikarenakan adanya penurunan kapasitas pembawa oksigen dalam tubuh. Kekurangan vitamin B-12 juga menggangu sistem saraf dimana gejalanya dapat dirasakan bahkan sebelum penyakit ini terdeteksi. Anemia pernisiosa juga biasa disebut anemia Biermier atau Addison.

Definisi Anemia Pernisiosa

Anemia pernisiosa adalah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang sehat karena tidak memiliki cukup vitamin B-12. Vitamin B-12 adalah nutrisi yang dapat ditemukan di beberapa makanan. Tubuh manusia sangat membutuhkan vitamin ini untuk membuat sel-sel darah merah yang sehat dan menjaga sistem sarafnya berfungsi dengan baik. Kondisi dan faktor lain juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin B-12, contohnya infeksi, obat-obatan dan diet.

Tanpa vitamin B-12 yang cukup, sel darah merah tidak dapat terbagi secara normal, dalam arti ukurannya akan lebih besar. Inilah yang menyebabkan sel darah merah sulit keluar dari sumsum tulang (jaringan didalam tulang, dimana tempat sel darah dibuat). Tanpa sel darah merah yang cukup, tubuh mungkin akan berasa lelah dan lemah.

Anemia pernisiosa juga dapat menyebabkan masalah medis lain, seperti kerusakan saraf, masalah neurologis (seperti kehilangan ingatan), dan masalah saluran pencernaan. Orang yang mengalami anemia pernisiosa juga memiliki resiko tinggi mengalami penyakit kanker perut.

Dahulu, anemia pernisiosa masuk dalam kategori penyakit yang mematikan. Namun, saat ini anemia ini dapat diobati dengan mudah melalui pemberian pil atau suntikan vitamin B-12.

Dengan perawatan yang berkelanjutan dan tepat, banyak pasien yang terdiagnosis anemia pernisiosa dapat pulih seperti semula dan dapat menjali kehidupan normal kembali. Namun, jika tidak mendapat perawatan yang serius, anemia pernisiosa dapat menimbulkan masalah serius pada jantung, saraf dan organ vital tubuh lainnya, dan akan bersifat permanen.

Gejala Anemia Pernisiosa

Anemia Pernisiosa: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Berat badan turun

Dikarenakan perkembangan penyakit yang lamban, akan sulit mengenali gejala-gejala anemia pernisiosa, bisa jadi penderita sudah terbiasa tidak enak badan.

Gejala umum anemia pernisiosa yang sering diabaikan:

  • Sakit kepala
  • Penurunan berat badan
  • Kelemahan
  • Sakit dibagian dada

Gejala anemia pernisiosa yang langka:

  • Hilang ingatan
  • Neuropati perifer, mati rasa pada bagian lengan dan kaki
  • Spastisitas, kekakuan pada otot
  • Gaya berjalan yang tidak stabil

Gejala lain:

  • Mual dan muntah
  • Mulas
  • Hilangnya selera makan
  • Depresi
  • Sembelit
  • Kebingungan

Penyebab Anemia Pernisiosa

Kekurangan Intrinsic Factor (IF)

Intrinsic Factor adalah protein yang dibuat di perut. Protein ini membantu tubuh untuk menyerap vitamin B-12. Pada beberapa kasus, autoimmune response atau respon autoimun dapat menyebabkan kekurangan IF.

Respons autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi (protein) secara keliru, yang justru menyerang dan merusak jaringan atau sel didalam tubuh.

Bagi orang yang menderita anemia pernisiosa, tubuh mereka membuat antibodi yang menyerang dan menghancurkan sel parietal (sel yang melapisi perut dan pembuat IF). Terjadinya autoimmune response ini sampai sekarang tidak diketahui penyebabnya.

Akibat respons autoimun, perut akan berhenti memproduksi IF. Tanpa adanya IF, tubuh tidak dapat mendistribusikan vitamin B-12 melalui usus kecil, tempat dimana ia diserap. Hal inilah yang menyebabkan kekurangan vitamin B-12.

Malabsorpsi di usus kecil

Terkadang, anemia pernisiosa terjadi karena usus kecil di tubuh tidak dapat menyerap vitamin B-12. Hal ini bisanya disebabkan oleh:
  1. Terlalu banyak bakteri jahat di usus kecil. Ini adalah penyebab umum anemia pernisiosa pada orang dewasa atau lanjut usia. Bakteri mengkonsumsi vitamin B-12 sebelum usus kecil menyerapnya.
  2. Obat-obatan tertentu yang mencegah usus kecil menyerap vitamin B-12 dengan benar. Contohnya termasuk antibiotik dan obat diabetes.
  3. Operasi usus halus.
  4. Infeksi cacing pita. Makan ikan yang kurang matang dapat menyebabkan infeksi cacing pita.
  5. Penyakit yang mengganggu penyerapab vitamin B-12. Salah satu contohnya adalah penyakit celiac. Ini merupakan kelainan genetik dimana tubuh tidak dapat mentolerir protein yang biasa disebut gluten. Contoh lain adalah penyakit Crohn (penyakit radang usus) dan juga HIV.

Kurang vitamin B-12 dalam diet

Anemia Pernisiosa: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Susu

Beberapa orang mengalami anemia pernisiosa karena mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup vitamin B-12. Walaupun penyebab ini kurang umum dibandingkan dengan penyebab lain. Contoh makanan yang banyak mengandung vitamin B-12 ialah:
  1. Daging sapi, hati, dan ikan.
  2. Telur dan produk susu (seperti susu, yoghurt, dan keju)
  3. Sereal
  4. Makanan berbahan dasar kedelai
Vegetarain yamgg tidak mengkonsumsi produk hewani dan susu serta tidak mengkonsumsi vitamin B-12 berisiko mengalami anemia pernisiosa. Bayi yang disusui dari ibu seorang vegetarian juga beresiko mengalami anemia jenis ini. Ditambah lansia dan seorang pecandu alkohol tidak luput dari daftar orang yang bersiko terkena penyakit anemia pernisiosa.

Faktor Resiko Anema Pernisiosa

Beberapa orang yang berisiko terkena anemia pernisiosa ialah:
  • Keturunan Eropa Utara dan Afrika
  • Memiliki penyakit diabetes tipe 1
  • Mengalami kondisi autoimun
  • Memiliki umur lebih dari 60 tahun
  • Vegetarian
  • Memiliki keluarg ayang sudah terlebih dahulu tejangkit anemia pernisiosa
  • Ada bagian tubuh dibagian perut yang pernah diangkat atau dioperasi

Diagnosis Anemia Pernisiosa

Langkah pertama dalam mendiagnosis anemia pernisiosa adalah dengan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan secara menyeluruh serta pemeriksaan fisik oleh para praktisi kesehatan berpengalaman. Hasil pemeriksaan inilah yang akan digunakan untuk membantu menentukan diagnosis tahap lanjut. Sejumlah tes laboratorium dapat membantu mendiagnosis anemia pernisiosa serta penyebab kekurangan vitamin B-12 lainnya. Tes tersebut diantaranya:
  • Complete Blood Cell Count (CBC)
  • Pengukuran kadar vitamin B-12 dalam darah
  • Pemeriksaan kadar zat besi dalam darah
  • Pemeriksaan kadar folat
  • Tes tingkat asam methylmalonic acid atau homosyctein
  • Pemeriksaan apusan perifer di bawah mikroskop
  • Tes Schiling, untuk mengukur seberapa baik tubuh dapat menyerap vitamin B-12
  • Biopsi sumsum tulang bisa dilakukan apabila ada kecurigaan terkait kelainan sumsum tulang

Pengobatan Anemia Pernisiosa

Anemia Pernisiosa: Definisi, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Suplemen

Perawatan atau pengobatan untuk penyakit anemia pernisiosa ada 2 bagian. Yang pertama ialah dokter akan mengobati kekurangan vitamin B-12 setelah itu akan memeriksa tingkat kekurangan zat besi dalam tubuh pasien.

Perawatan dimulai dengan:
  • Menyuntikkan vitamin B-12 yang dosisnya perlahan menurun seiring waktu
  • Prosedur CBC untuk mengukur vitamin B-12 dan kadar zat besi dalam darah
Suntikan vitamin B-12 diberikan setiap hari atau setiap minggu sampai kondisi mendekati normal. Biasanya, pada mingu-minggu pertama, dokter merekomendasikan pasien untuk mengurangi aktivitas fisik. Setelah kadar vitamin B-12 dalam tubuh sudah kembali normal, pasien hanya perlu melakukan penyuntikan vitamin B-12 sebulan sekali (jika diperlukan). Dokter juga akan menyarankan pasien untuk mengkonsumsi suplemen B-12 dosis normal sebagai pengganti suntikan. 

Komplikasi Anemia Pernisiosa

Biasanya dokter akan memantau pasien anemia pernisiosa ini dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi kemungkinan efek serius dari anemia ini. Komplikasi yang paling berbahaya ialah kanker lambung. Selain itu, komplikasi yang mungkin terjadi bagi penderita anemia pernsisosa ialah:
  1. Kerusakan jantung
  2. Masalah neurologis
  3. Kerusakan saraf
  4. Masalah saluran pencernaan


Referensi:
"Prenicious Anemia", NHLBI, https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/pernicious-anemia (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018).
"Prenicious Anemia and Vitamin B-12 Deficiency", MedicineNet, https://www.medicinenet.com/pernicious_anemia/article.htm (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018).
"Prenicious Anemia", Healtline, https://www.healthline.com/health/pernicious-anemia (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018).

Comments